PERSAMAAN
KEADAAN
Di dalam fisika
dan termodinamika,
persamaan keadaan adalah persamaan termodinamika yang menggambarkan keadaan
materi di bawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan
konstitutif yang menyediakan hubungan matematik antara
dua atau lebih fungsi keadaan
yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur,
tekanan,
volume
dan energi dalam.
Persamaan keadaan berguna dalam menggambarkan sifat-sifat fluida,
campuran fluida, padatan, dan bahkan bagian dalam bintang.
SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAANNYA
Keadaan seimbang mekanis : Sistem berada dalam keadaan
seimbang mekanis, apabila resultan semua gaya (luar maupun dalam) adalah nol
Keadaan seimbang kimiawi : Sistem berada dalam keadaan seimbang kimiawi,
apabila didalamnya tidak terjadi perpindahan zat dari bagian yang satu ke bagian
yang lain (difusi) dan tidak terjadi reaksi-reaksi kimiawi yang dapat mengubah
jumlah partikel semulanya ; tidak terjadi pelarutan atau kondensasi. Sistem itu
tetap komposisi maupun konsentrasnya. Keadaan seimbang termal : sistem berada
dalam keadaan seimabng termal dengna lingkungannya, apbiala
koordinat-kooridnatnya tidak berubah, meskipun system berkontak dengan
ingkungannnya melalui dinding diatermik. Besar/nilai koordinat sisterm tidak
berubah dengan perubahan waktu.
Keadaan keseimbangan
termodinamika : sistem berada dalam keadaan seimbang termodinamika, apabila
ketiga syarat keseimbangan diatas terpenuhi. Dalam keadan demikian keadaan
keadaan koordinat sistem maupun lingkungan cenderung tidak berubah sepanjang
massa. Termodinamika hanya mempelajari sistem-sistem dalam keadaan demikian.
Dalam keadaan seimbang termodinamika setiap sistem tertutup (yang mempunyai
massa atau jumlah partikel tetap mis. N mole atau m kg) ternyata dapat
digambarkan oleh tiga koordinat dan :
Semua eksperimen menunjukkan bahwa dalam keadaan seimbang termodinamika,
antara ketiga koordinat itu terdapat hubungan tertentu : f(x,y,z)=0 dengan kata
lain : Dalam keadan seimbang termodinamis, hanya dua diantara ketiga koordinat
system merupakan variabel bebas.
Suatu gas disebut gas ideal bila memenuhi hukum gas ideal,
yaitu hukum Boyle, Gay Lussac, dan Charles dengan persamaan P.V = n.R.T. Akan
tetapi, pada kenyataannya gas yang ada tidak dapat benar-benar mengikuti hukum
gas ideal tersebut. Hal ini dikarenakan gas tersebut memiliki deviasi (penyimpangan)
yang berbeda dengan gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur
tetap, nilai deviasinya akan semakin kecil dari hasil yang didapat dari
eksperimen dan hasilnya akan mendekati kondisi gas ideal. Namun bila tekanan
gas tesebut semakin bertambah dalam temperatur tetap, maka nilai deviasi
semakin besar sehingga hal ini menandakan bahwa hukum gas ideal kurang sesuai
untuk diaplikasikan pada gas secara umum yaitu pada gas nyata atau gas riil.
Gas ideal memiliki deviasi (penyimpangan) yang lebih besar
terhadap hasil eksperimen dibanding gas nyata dkarenakan beberapa perbedaan pada
persamaan yang digunakan sebagai berikut:
·
Jenis
gas
·
Tekanan
gas. Ketika jarak antar molekul menjadi semakin kecil, terjadi interaksi antar
molekul dimana tekanan gas ideal lebih besar dibanding tekanan gas nyata (Pnyata
< Pideal)
·
Volume
gas. Dalam gas ideal, volume gas diasumsikan sama dengan volume wadah karena
gas selalu menempati ruang. Namun dalam perhitungan gas nyata, volume molekul
gas tersebut juga turut diperhitungkan, yaitu: Vriil = Vwadah –
Vmolekul
Maka dari itu, perbedaan persamaan pada gas ideal dengan gas
nyata dinyatakan dalam faktor daya mampat atau faktor kompresibilitas (Z) yang
mana menghasilkan persamaan untuk gas nyata yaitu:
Beberapa asumsi dan eksperimen telah dikembangkan untuk
membuat persamaan yang menyatakan hubungan yang lebih akurat antara P, V, dan T
dalam gas nyata. Beberapa persamaan gas nyata yang cukup luas digunakan yaitu
persamaan van der Waals, persamaan Kammerligh Onnes, persamaan Berthelot, dan
persamaan Beattie-Bridgeman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar